Menerima Telepon dan Menelepon
1. Pengertian Bertelepon
Telepon berasal dari kata tele dan phone yang mempunyai pengertian jauh dan mendengar. Jadi, telepon adalah berbicara dari jarak jauh. Telepon merupakan alat komunikasi yang paling efektif. Oleh sebab itu, permintaan akan telepon yang semakin meningkat. Telepon merupakan bagian dari kehidupan manusia sarana penunjang bisnis. Pengguna telepon terdapat pada berbagai lapisan masyarakat baik individu atau instansi. Kini telepon sudah dimodifikasi, menjadi alat komunikasi yang multiguna, dan beraneka ragam model.
2. Etika Menangani Telepon
Sekretaris atau Resepsionis dalam pekerjaan sehari – hari adalah menelepon dan menerima telepon, sikap hormat dan ramah dalam menerima atau bertelepon sangat berpengaruh terhadap nilai seseorang. Bersikaplah wajar dan ramah dalam pembicaraan ditelepon. Anda berbicara ditelepon harus tulus dan mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara dengan Anda. Kalau Anda berbicara ditelepon membiasakan diri tersenyum. Janganlah sekali – kali beranggapan bahwa orang yang menelepon tidak melihat Anda. Oleh sebab itu, perlu diusahakan berikanlah kesan yang baik, jangan berbicara dengan tergesa – gesa atau marah. Berhati – hatilah agar nada kesal tidak sampai kentara pada suara Anda. Suara Anda mewakili suara pimpinan dan perusahaan. Sering kali orang yang menelepon menarik kesimpulan tentang pimpinan dan perusahaan Anda berdasarkan relasi yang diperolehnya waktu menelepon. Akibat pelayanan telepon yang kurang menyenangkan bisa menghancurkan seluruh usaha perusahaan. Demikian, sikap yang baik dalam melayani telepon dapat memberikan nama baik kepada kantor.
3. Langkah – Langkah dan Pelayanan Telepon:
1. Menyiapakan alat tulis, letakkan didekat pesawat telepon. Agar mudah diperlukan.
2. Catatlah nomor – nomor telepon penting yang sering dibutuhkan dan letakanlah di meja
kerja, untuk memudahkan bila diperlukan.
3. Janganlah berbicara dengan orang ketiga pada waktu menelepon.
4. Dalam pembicaraan telepon, kata – kata harus diucapkan dengan jelas, perhatikanlah
volume suara Anda, bicaralah dengan lancar dan nada suara tidak boleh datar.
5. Angkatlah gagang telepon sebelum ketiga kalinya.
6. Jawablah dengan memberikan identitas Anda, segera tanyakan siapa yang mengajak
bicara, apabila penelepon tidak menyebutkan identitas jangan dihubungkan dengan
pimpinan, walaupun dalam keadaan mendesak.
7. Apabila pimpinan tidak ada ditempat, dan Anda tidak dapat membantu penelepon
mengatasi persoalan, jangan memberitahukan pimpinan bisa ditemui.
8. Apabila panggilan telepon datang, sedangkan Anda sedang melayani pembicaraan
dengan telepon lainnya, katakan bahwa Anda harus menerima telepon lain. Mintalah
kepada penelepon pertama agar mau menunggu, jawablah panggilan penelepon kedua,
mintalah padanya supaya dia mau menunggu sementara Anda menyelesaikan
pembicaraan pertama, serta minta maaf karena harus menunggu. Sekretaris yang
bertanggung jawab penuh atas kelancaran menerima telepon dan menelepon dapat
membina hubungan baik antara kantor dengan kantor lain.
4. Cara penerimaan telepon
Untuk dapat menerima telepon yang masuk harus di terima oleh sekretaris, maka ia harus melakukan dua hal yang sederhana, tetapi sangat efektif. Pertama, sekretaris harus segera menjadikan sumber suara yang bising dan akan mengganggu ketenangan pimpinan. Dengan tidak diangkatnya teleon dengan segera akan menimbulkan pertanyaan bagi pimpinan. Apakah sekretaris tedak ada di tempat, haruskah ia yang menerimanya. Tetapi meskipun telepon berdering pada saat sibuk, tedaklah dibenarkan bahwa telepon akan diterima dengan kurang menyenangkan. Bahwa telepon akan diterima dengan kurang menyenangkan. Seorang sekretaris yang baik mengatakan; “Berikanlah perhatian sepenuhnya dan berbicaralah dengan sopan dan ramah demikian engkau mengangkat telepon”. Yang kedua adalah, bahwa sekretaris hars segera mungkin siap untuk mencatat segala sesuatu yang perlu dari pembicaraan dalam telepon. Apakah sekretaris mengangkat telepon tangan siap mencatat segala sesuatu pada block note yang telah dipersiapkan untuk keperluan ini. Gerakan kedua belah tangan ini harus bersifat spontan dan sinkron, sehingga sekretaris tidak akan kehilangan waltu untuk minta mengulangi hal-hal yang perlu dicatat dari pembicaraan itu.
5. Cara menelpon ke lain tempat Untuk dapat menelpon ke luar setiap kantor mempuntai cara yang berbeda terhantung dari pesawat yang di punyai oleh sekrtaris. Apabila telepon yang ada pada sekrtaris adalah telepon angsung, maka tidak ada kesulitan apapus kecuali langsung memutar nomor yang di kehendaki. Akan tetapi apabila telepon uang ada harus melalui telepon sental (switchboard) sebeluum dapat menelpon ke luar, maka sekretaris dapat meminta penjaga telepon untuk menelponmkan nomorr yang di kehendaki, atau minta kepada penjaga telepon untuk dapat di sambungkan ke luar. Sesudah memperoleh sambungan keluar, maka sekrtaues memutar nomor yang dikehendaki. Apabila seseirang menlpon ke luar, maka dua kemungkinan yang dapat terjadi, pertma telen langsung diterima oleh orang yang dikehendaki, dan yang kedua adalah bahwa telepon diterima oleh baik sekretrisnya. Baik dalam hal yang pertama maupun hal yang kedua, sekretaris instansinya setelah memperoleh sambungan serta mempeeroleh kepastian bahwa nomor yang dituju adalah benar. Misalnya:
“selamat pagi, ini lembaga pendidikan “A” dapatkah bapak S berbicara dengan bapak L?”
Untuk menghindari agar orang yang dikehindaki tidak menunggu terlalu lama, maka sekretaris harus yakin sebelumnya bahwa pimpinan telah siap untuk bebicara. Ada kalanya seorang pimpinan setelah meminta sekretarisnya untuk menyambungkan telepon kepada seorangan kepala bagian yang lain, karena lupa telah minta disambungkan telepon. Apabila sekretaris mengetahui kebiasaan pimpinan seperti ini, maka sekretaris harus yakin diinginkan oleh pimponan, bahwa pimpinan telah siap untuk berbicara didepan telepon. Apabila tidak, maka pejabat yang diminta menunggu akan menyalahkan sekretaris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar